Segalanya milik Allah dan hanya kepadaNya semua kembali.
Ketika menulis ini airmata gw gak berhenti mengalir. Sekitar pukul 10 pagi tadi gw mendengar kabar kalo dek Faiz meninggal dunia. Dek faiz belum genap berusia 2,5 bulan. Gw belum pernah ketemu, cuma selembar foto yang dikirim melalui MMS dari sepupu yang menjadi kenangan bahwa ponakan terkecil udah lahir kedunia.
Gak jelas dek Faiz ini sakit apa tapi dari informasi yang gw dapet bahwa dek faiz sudah kuning sejak berumur 3 minggu, cuma ibunya gak menyadari kuningnya itu kenapa. Di pikir itu cuma kuning karena kurang cairan dan kurang kena sinar matahari. Cuma setelah usia 2 bulan kuningnya ga kunjung hilang dan ditambah lagi dengan tanda-tanda ganjil dari Dek Faiz spt tinja berwarna pucat seperti dempul cat, kulit kering dan gatal-gatal serta kuningnya makin jelas terlihat di telapak tangan, kaki dan dada ibunya segera memeriksakan ke dokter.
Dokter pun terkejut dan sempat 'memarahi' si ibu kenapa baru dibawa sekarang. Kata dokter kondisi dek Faiz udah parah. Ibu yang gak menyangka sperti itu langsung panik. Katanya dek Faiz menderita kelainan hati dan dikasih semacam obat2an. Ketika itulah si ibu menelpon gw dan menyatakan kegundahan hatinya. Gw juga pernah medengar kasus seperti ini, dan ada juga anak dua orang teman gw mngalami seperti ini, cuma kuningnya disadari ketika baru lahir dan itu diseabkan karena kadar bilirubinnya tinggi (gak tau juga istilahnya benar apa gak) namun karena langsung ketauan dan mendapat penanganan khusus, si bayi udah sehat dan gak kenapa-napa. Beda kasus barangkali dengan dek faiz ini.
Waktu itu gw kepikiran banget ama dek Faiz, sampai2 gw suruh untuk segera rujuk aja ke rumah sakit yang lebih canggih dari kota tempat dia bermukim sekarang, cuma barangkali masih ragu si ibu dan ayah dek Faiz masih menunggu sampai obat dari dokter habis dulu dan melihat tanda-tanda kalau saja dek Faiz bisa sembuh.
Beberapa hari sejak mendengar kabar dek Faiz sakit gw gak dengar kabar lagi, gw berharap dia berangsur membaik, sampai akhirnya magrib kemaren sepupu gw sms dan bilang kondisi dek faiz memburuk, gak bersuara sama sekali, kejang-kejang dan telapak tangan, kuku serta telapak kakinya putih/pucat banget. Gak mau menyusu dan minum apapun, dan air liurnya menetes terus. Ya Allah asli gw terenyuh dan takut banget dengernya. Menurutnya dek faiz segera dilarikan ke UGD dan dirujuk ke RS kekota lain yang lebih canggih dan menempuh perjalanan sekitar hampir 6 jam dengan ambulan.
Semalaman tidur gw gelisah, terbayanag dek Faiz terus, terbayang betapa gelisah dan risaunya ibu dan ayahnya. Gw gak sanggup membayangkan kalau kejadian itu menimpa gw. Sampai akhirnya subuh gw dapat kabar dari kakak gw yang baru saja menelpon ayah dek Faiz, katanya dek Faiz dirawat intensif, semua badannya dipakai slang macam-macam. Gak tega bayi 2 bulan itu harus menghadapi penyakit parah seperti itu.
Dan jam sepuluh tadi akhirnya gw mendengar kabar duka itu, dek faiz gak tertolong, kita semua sayang dengan dek faiz dan ternayata Allah lebih sayang sama dia. Penderitaannya berakhir sudah, namun menyisakan kepedihan di hati kita. Gw gak sanggup menelpon ibu dan ayah dek Faiz. Gak sanggup harus berkata apa. Kerongkongan gw sakit. Pahit.
Gw jadi ingat, sejak awal kehadiran dek Faiz. Sebenarnya ibunya gak ingin hamil lagi setelah sebelumnya punya tiga orang anak, Dek Faiz mungkin semcama 'anak tak diinginkan' dan ibunya sempat meolak kehadirannya, sempat hampir menggugurkannya. Naudzubillah! dan alasannya karena mengingat tiga anak sebelumnya penyakitan dan dia gak mau lagi kalo seandainya anak keempat ini lahir (dek Faiz) juga penyakitan. Mungkin itu cuma emosi sesaat, toh akhirnya setelah dek Faiz lahir dia tetap sayang kok, cuma ternyata ucapan seorang ibu benar2 seperti doa yaa..
Mudah-mudahan ini menjadi hikmah, kalau kita ga boleh ngomong asal-asalan, Karena kata-kata adalah doa, terlebih ucapan seorang ibu kepada anaknya.
Selamat jalan dek faiz. Walaupun kita belum ketemu, walaupun tante belum sempat menggendongmu tapi tante sayang padamu. Semoga ibu dan ayah dek Faiz juga tabah dan kuat menghadapi semua ini dan tidak terus menyesali diri. Tuhan Maha sempurna dengan semua rencana-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar