Senin, 16 Mei 2011

Paijo dan Paijah

Love isn't enough!

Tersebutlah kisah Paijo dan Paijah (keduanya nama samaran). Pasangan serasi dan kompak yang pernah saya kenal. Sebelum memutuskan menikah mereka sudah pacaran kurang lebih 9 tahun, waktu yang sangat panjang bukan? Tidak diragukan lagi betapa mereka saling mencintai satu sama lain.

Mereka pernah mengalami masa-masa sulit, dari memohon restu orang tua Paijah yang kurang begitu senang dengan Paijo yang sederhana, sampai setelah mereka menikah dan jatuh bangun mendirikan usaha demi kelangsungan perekonomian mereka. Syukurlah sekarang mereka sudah mapan secara ekonomi dan dianugerahi tiga orang anak yang cantik-cantik. Trus dimana masalahnya?

Pernikahan selama 13 tahun ternyata sudah mengikis habis cinta mereka. Saya juga tidak tahu bagaimana bisa orang yang pernah tergila-gila satu sama lain, yang begitu kompak dan serasi, yang benar-benar pasangan ideal bisa saling membenci. Kata Paijo, istrinya berselingkuh.

Versi Paijo :
Paijah istri tidak tahu diri, setelah gw ijinkan untuk meniti karir, malah jadi lupa diri. Bersolek untuk laki-laki lain, padahal gw rela mengasuh dan mengurus pekerjaan RT. Gw masih bisa kok menafkahi dia karena gw wiraswasta yang cukup sukses, tapi sebagai suami yang demokratis gw gak mau mengekang istri untuk melanjutkan mimpinya menjadi wanita karir. Tapi apa yg gw dapat? Dia tega mengkhianati suami dan anak-anaknya.

Versi Paijah :
Kami tidak sejalan lagi. Paijo tidak bisa masuk dalam pergaulan gw. Bicaranya juga gak nyambung. Maklum saja, Paijo kan bukan orang kantoran seperti gw. Kadang malu-maluin aja membawa Paijo ke lingkaran pergaulan gw.

Versi Gw:
Paijo terlalu mencintai Paijah, walaupun katanya sudah dikhianati dan segala macam sumpah serapah sudah dia lontarkan pada Paijah namun jauh dilubuk hatinya dia benar-benar takut kehilangan Paijah. Jujur gw salut dengan pengorbanan yang dilakukan Paijo untuk Paijah, mengurus anak dan rumah yang dilakukan sambil menjalankan usahanya. Memasak dan menyiapkan sarapan untuk semua anggota keluarga, mengambil alih semua pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh Paijah. Sungguh beruntung Paijah punya suami seperti Paijo. Paijah tinggal ongkang-ongkang kaki, dan mempercantik diri.

Gw gak tau dimana asal muasal karamnya biduk rumah tangga mereka, yang jelas sekarang Paijah udah lari dari rumah dan membawa ketiga anak mereka. Paijah juga sudah lama tidak menunaikan kewajibannya sebagai istri, bukankah dalam Islam itu sudah jatuh talak satu? Paijo bahkan pernah memergoki istrinya itu bersama laki-laki lain dan yang gw tidak habis pikir Paijo tidak berdaya untuk berbuat apa-apa.

Poor Paijo!

Teringat dari BBM yang dikirim oleh seoraang sahabat beberapa waktu lalu. Dalam pernikhan tidak cukup hanya cinta saja, tapi lebih dari itu yaitu komitmen, tanggung jawab. Mungkin dalam pernikahan cinta bisa saja pudar, tidak menggebu-gebu seperti ketika pacaran ataupun ketika masa bulan madu dulu. Namun ada yang mesti diingat, tanggung jawab kita sebagai suami dan istri yang sudah diikat dalam tali suci benama pernikahan. Bukankah itu janji kita dihadapan Allah?

Sebagai contoh:
Setiap ibu pastilah mencintai anaknya, tapi ketika anak menangis tengah malam, sedangkan dia sendiri sangat mengantuk, kemudian menukar popoknya ditengah malam buta, menggendong dan meninabobo-kan ketika dia sedang rewel bukanlah hal yang menyenangkan. Tapi apa yang membuat si ibu tetap mau melakukannya? tanggung jawab!

Sekali lagi, menjalani pernikahan itu tidaklah mudah. Akan banyak kau temui cacat-cacat kecil dari pasanganmu. Kalau diributin, itu hanyalah cacat kecil tapi kalau dibiarkan tetap agak mengganggu. Kau mungkin juga akan menemukan, pasanganmu tidak lagi membuat penasaran dan gregetan seperti ketika masa pacaran dan PDKT dulu, dan itu sungguh kadang membuat hambar hari-harimu.

Tapi percayalah, kalau pun kau mencoba mencari sosok lain yang lebih sempurna dari pasanganmu yang sekarang, itu tidak menjamin dia tidak memiliki cacat-cacat kecil lain yang juga akan mengganggu :)

Kenapa tidak menghargai yang sudah dimiliki sekarang ini? Toh kita pun pasti memiliki cacat-cacat kecil. Manusia baru akan mengahargai sesuatu setelah dia kehilangan sesuatu itu. Jangan sampai sesal datang kemudian.

To: Paijah dan Paijo semoga mendapat jalan terbaik untuk masalah kalian.

4 komentar:

  1. Sepertinya trust, saling menghargai, dan kesetiaan menjadi kunci penting setelah love. BTW, di judul blog ini kok ada reminder tentang berapa lama kalian menikah ya? Kesannya kok kayak orang dipenjara saja. :p

    BalasHapus
  2. iya, karena kadang cinta saja tidak cukup.
    Pernikahan emang 'penjara' kok. Karena kita gak bisa lagi tebar pesona kemana-mana, gak bisa lagi berbuat 'semau gue', gak bisa lagi hanya mikirin diri sendiri. Gak ada lagi 'gw' yang ada adalah 'kita'.

    Tapi setelah 25 tahun didunia bebas, gw memutuskan untuk masuk 'penjara' ini dan mudah2an betah didalamnya :p

    BalasHapus
  3. i know who is paijo and paijah, just wanna say stupid paijo :p

    BalasHapus
  4. kata ahli psikologi, cinta itu gabungan antara intimacy, passion, dan commitment. Meski kadang tidak hadir semuanya. Kehadiran tiga unsur itu tidak berlangsung lama, dan setiap pasangan pasti akan dihadapkan untuk mendefinisikan hubungan mereka dgn 2 unsur yg tersisa. Don't know which of three to choose.

    BalasHapus